Pengalaman Magang Mahasiswa Psikologi Universitas Teknologi Sumbawa di Lapas Kelas IIA Sumbawa

Kegiatan magang dimulai dengan proses registrasi tahanan dan narapidana di Lapas. Kami belajar mengenai prosedur administratif yang berkaitan dengan penerimaan dan penempatan narapidana, serta pentingnya pendekatan yang sensitif dan empatik dalam interaksi awal dengan narapidana. Kami diajak untuk memahami peran psikologi dalam membantu narapidana beradaptasi dengan lingkungan penjara serta mempersiapkan mereka untuk proses rehabilitasi.

Selanjutnya, kami terlibat dalam kegiatan rehabilitasi sosial di Lapas. Salah satu kegiatan utama yang kami lakukan adalah membuat materi rehabilitasi berdasarkan teori-teori psikologi yang kami pelajari. Materi ini dirancang untuk membantu narapidana memahami dan mengelola emosi mereka, meningkatkan keterampilan sosial, dan mempersiapkan mereka untuk reintegrasi ke masyarakat setelah masa pidana mereka berakhir.
.

Magang merupakan salah satu kegiatan penting bagi mahasiswa psikologi Universitas Teknologi Sumbawa yang bertujuan untuk mengaplikasikan teori yang dipelajari di kampus ke dalam dunia nyata. Dua mahasiswa, saya dan rekan saya, mengambil bagian dalam magang ini dengan tujuan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam bidang psikologi klinis dan rehabilitasi.

Selama magang, kami juga mendapatkan pengalaman berharga dalam mengelola tantangan dan dinamika yang muncul di lingkungan Lapas. Kami belajar untuk bekerja dalam tim dengan staf Lapas dan koordinator magang untuk mencapai tujuan rehabilitasi yang telah ditetapkan. Kami memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai aspek-aspek psikologis dari kehidupan narapidana, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mereka dan strategi intervensi yang efektif.

Sebagai mahasiswa psikologi, magang ini memberi kami kesempatan untuk menggabungkan pengetahuan teoritis dengan keterampilan praktis dalam menangani kasus-kasus nyata. Kami merasa terinspirasi oleh kemampuan narapidana untuk berubah dan berkomitmen untuk terus mendukung upaya rehabilitasi sosial di masyarakat. Pengalaman ini juga membantu kami mengembangkan keterampilan komunikasi, empati, dan kepemimpinan yang diperlukan dalam karir profesional kami di bidang psikologi.

Secara keseluruhan, magang di Lapas Kelas IIA Sumbawa adalah pengalaman yang mengubah pandangan kami tentang peran psikologi dalam sistem peradilan pidana. Kami merasa terhormat telah berkontribusi dalam upaya rehabilitasi narapidana dan berharap pengalaman ini dapat menjadi landasan kuat untuk membangun karir yang berarti dalam membantu individu-individu yang membutuhkan di masa depan.