Penandatanganan MoU, Wujud Sinergi Antara Kantor Bahasa NTB dengan Fakultas Psikologi dan Humaniora UTS

Foto bersama antara, Dekan Fakultas Psikologi dan Humaniora dengan pengurus Kantor Bahasa Provinsi NTB, Kamis (18/04) di Kantor Bahasa Provinsi NTB. (Doc: Kantor Bahasa Provinsi NTB).

Sumbawa – Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kantor Bahasa Provinsi NTB dengan Fakultas Psikologi dan Humaniora, Kamis (18/04) di Kantor Bahasa Provinsi NTB, kemitraan ini menekankan pada kolaborasi antar pihak dan perluasan jangkauan layanan agar memberikan dampak positif pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Sebelumnya kegitatan kerjasama antara pihak Kantor Bahasa Provinsi NTB dengan Fakultas Psikologi dan Humaniora Universitas Teknologi Sumbawa, sudah berlangsung sejak tahun 2017.

Pada kegiatan ini, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Puji Retno Hardiningtyas menyampaikan jalinan kemitraan yang telah berlangsung lama antara Kantor Bahasa Provinsi NTB dengan Fakultas Psikolologi dan Humaniora melaksanakan beberapa program dan menentukan program prioritas yang akan dilakukan kolaborasi.

“Saat ini kami fokus pada program-program layanan. Untuk program BIPA yang merupakan salah satu program prioritas internasionalisasi bahasa Indonesia, kami berharap adanya pengembangan kerja sama yang menjangkau banyak pihak. Pada tahun 2023, kami memberikan pelatihan pengajaran BIPA untuk Universitas Hamzanwadi,” ujar Puji Retno memberikan pandangan terkait arah kerja sama dengan Dekan Fakultas Psikologi dan Humaniora, Ivon Arisanti.

Kantor Bahasa NTB menggandeng Fakultas Psikologi dan Humaniora dalam pelaksanaan program dalam hal UKBI Adaptif Merdeka, BIPA, Pengembangan Kamus Bahasa Daerah, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Seminar Bahasa dan Sastra, dan Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Ivon Arisanti selaku Dekan menyatakan harapannya bahwa berbagai program yang telah disepakati dapat dituangkan dalam bentuk Rencana Kerja dan dilaksanakan bersama. Adanya program pelatihan BIPA dan UKBI yang menyasar mahasiswa yang berkuliah di universitas-universitas yang ada di Taiwan. Hal ini ia sampaikan karena adanya pengalaman menjadi mahasiswa dan pengurus Perhimpunan Mahasiswa Indonesia selama berada di Taiwan.

“Di Universitas yang ada di Taiwan jurusan bahasa Indonesia. Menurut saya, ini bisa menjadi program yang tepat terkait pelatihan BIPA dan UKBI bagi mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di sana. Saya akan berusaha menjembatani pihak Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan universitas yang ada di Taiwan. Program ini merupakan program yang dibutuhkan dan dapat memberikan manfaat bagi siswa. Selain itu, pengajaran bahasa Indonesia dapat terealisasikan di negeri Taiwan,” tandasnya menjelaskan upaya perluasan pengajaran BIPA dan UKBI yang melibatkan siswa.