
Tekanan akademik menjadi salah satu hal yang sering dihadapi oleh mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. Dengan tujuan untuk mencapai standar akademik yang tinggi, mahasiswa sering kali dihadapkan pada ekspektasi pribadi dan sosial yang menambah beban mental mereka. Tekanan ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari tuntutan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, menghadapi ujian yang menantang, hingga pencapaian akademik yang diharapkan oleh orang tua, dosen, maupun diri sendiri. Semua faktor ini sering kali menyebabkan stres yang berlebihan, yang pada gilirannya bisa memengaruhi kesejahteraan fisik dan mental mahasiswa.Sehingga mahasiswa mengalami tekanan emosional yang cukup besar,ditambah beban tugas yang menumpuk dan harapan tinggi untuk mencapai prestasi/mempertankan IPK.Sehingga membuat mahasiswa menghabiskan waktunya di rasa overthingking dan kurangnnya waktu beristirahat atau melakukan kegiatan yang menyenangkan dan pada akhirnya mereka merasakan rasa cemas dan marah
Salah satu jurusan yang sangat rentan terhadap tekanan akademik adalah jurusan psikologi. Mahasiswa psikologi, misalnya, sering kali terlibat dalam penelitian yang memerlukan ketelitian tinggi dan memahami psikolog pada orang ,Tidak hanya itu mereka juga harus menguasai teori-teori yang mendalam dan sering kali dihadapkan pada tugas-tugas praktikum yang menantang. terutama pada mahasiswa semester 3 akhir karena beban tugas yang semakin berat sehingga muncul emosi-emosi negative seperti cemas dan prustasi maka dukungan sosial itu penting sebagai penguat untuk meredam dampak negative dan stress akademik itu berupa bentuk dukungan seperti dukungan emosional dengan cara mendengarkan dan memberikan semangat sehingga mendorong pengembangan diri untuk menjadi lebih baik dalam menghadapi situasi yang tidak di inginkan.Berdasarkan beberapa survey penelitian yang dilakukan dikalangan mahasiswa psikologi,sekitar 60% mahasiswa psikologi semester 3 semakin berat apalagi yang lagi mempertahankan IPK nya yang tinggi.
Disini saya wawancara salah satu mahasiswa fakultas Psikologi dan Humaniora Universitas teknologi sumbawa yang sedang menghadapi stres di semester 3.Obervasi ini diambil dengan cara wawancara yang saya wawancara anak psikologi yang bernama (Ade Dwi Pratiwi). Ujar dwi “ karena adanya tugas yang menumpuk dan dosen yang jarang masuk tapi selalu memberikan tugas dan sifatnya itu turun lapangan dan deadline yang terlalu ketat diberikan oleh oleh dosen pengampuh sehingga menimbulkan rasa kecemasan yang dimana mahasiswa itu mengejrkan tugas kebut semalam”
Hasil dari penelitian ini adalah tingkatnya stress yang dialami oleh mahasiswa psikologi yang sering pergi turun lapangan dan tugas yang menumpuk sehingga ia memilih kebut semalam karena jarangnya masuk dosen tersebut. Karena munculnya rasa emosi dan persepsi dukungan sosial memiliki pengaruh terhadap stress akademik mahasiswa semester 3,secara variable regulasi emosi tidak memiliki pengaruh secara siginifikan terhadap stres akademik,sedangkan persepsi dukungan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhdap stres akademik mahasiswa.