
Media sosial, khususnya Instagram, telah menjadi bagian integral dari kehidupan mahasiswa, termasuk di Fakultas Psikologi dan Humaniora Universitas Teknologi Sumbawa. Namun, semakin meningkatnya konten negatif seperti cyberbullying, body shaming, dan perbandingan sosial yang tidak realistis memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental pengguna, seperti stres, kecemasan, dan depresi.
Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental
Studi ini menunjukkan bahwa paparan konten negatif di Instagram dapat menurunkan harga diri pengguna dan memicu gangguan mental. Fitur seperti likes dan followers sering kali mendorong perbandingan sosial yang tidak sehat, menyebabkan pengguna merasa hidup mereka tidak sebaik orang lain.
Penelitian
Menggunakan pendekatan kuantitatif melalui survei, penelitian ini melibatkan mahasiswa aktif yang menggunakan Instagram lebih dari dua jam per hari. Hasil wawancara mengungkapkan bahwa komentar kasar, ujaran kebencian, serta paparan konten berulang menciptakan tekanan psikologis seperti FOMO (fear of missing out), kehilangan rasa percaya diri, hingga ketergantungan akut pada media sosial.
Dua narasumber, Diva dan Manda, dari Prodi Sastra dan Kebudayaan Inggris, mengungkapkan bahwa konten negatif di Instagram memicu stres, kecemasan, dan perasaan rendah diri. Mereka juga menyoroti pentingnya kemampuan untuk memfilter konten dan mengurangi interaksi dengan elemen negatif di platform tersebut.
Rekomendasi dan Solusi
Sebagai langkah mitigasi, disarankan agar kampus:
1. Menyediakan edukasi tentang penggunaan media sosial yang sehat.
2. Meningkatkan kesadaran mahasiswa akan dampak konten negatif terhadap kesehatan mental.
3. Menyediakan akses ke layanan konseling psikologis dan sumber daya pendukung mental.
4. Mengadakan program sosialisasi :terkait dampak buruk media sosial secara lebih mendalam.
Kesimpulan
Penelitian ini menegaskan bahwa konsumsi konten negatif di Instagram berdampak signifikan terhadap kesehatan mental mahasiswa. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan media sosial secara bijak dan upaya bersama dari mahasiswa serta pihak kampus untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental. Artikel ini dapat memberikan panduan awal bagi institusi pendidikan untuk mengatasi dampak buruk media sosial dan membantu mahasiswa menjaga kesehatan